Industri Tekstil Jawa Barat Juga Terancam Bangkrut Gara-Gara TikTok

Posted by MS on Wednesday, September 27, 2023

 


Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mencatat praktik jual barang murah atau predatory pricing di social commerce TikTok Shop Cs makin nyata. Kini, giliran industri tekstil di Jawa Barat yanh terancam bangkrut.

Sebelumnya, Pasar Tanah Abang dikabarkan sepi pengunjung karena banyak pelanggan beralih ke pembelian secara online. Masalah lainnya, saingan produk lokal di pasar online adalah produk impor dengan harga yang jauh lebih murah.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi industri tekstil di Jawa Barat. Teten mengatakan,  sejumlah pengusaha tekstil di Kabupaten Bandung terancam berhenti produksi hingga melakukan PHK. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi industri tekstil di Jawa Barat. Teten mengatakan, sejumlah pengusaha tekstil di Kabupaten Bandung terancam berhenti produksi hingga melakukan PHK. 

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mencatat praktik jual barang murah atau predatory pricing di social commerce TikTok Shop Cs makin nyata. Kini, giliran industri tekstil di Jawa Barat yanh terancam bangkrut.

Sebelumnya, Pasar Tanah Abang dikabarkan sepi pengunjung karena banyak pelanggan beralih ke pembelian secara online. Masalah lainnya, saingan produk lokal di pasar online adalah produk impor dengan harga yang jauh lebih murah.

Teten Masduki menyebut, beberapa pelaku usaha tekstil di Kabupaten Bandung terancam berhenti produksi hingga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Kami bersama para pelaku industri pakaian jadi dan tekstil membahas tentang hal ini dan memang ada penurunan yang cukup drastis karena pelaku UMKM yang memproduksi pakaian muslim, kerudung, pakaian jadi yang dijual di pasar grosir seperti Tanah Abang, ITC Kebon Kelapa, Pasar Andir terpantau anjlok. Akibatnya permintaan terhadap pakaian, kain, dan tekstil menurun drastis," ujarnya mengutip keterangan resmi, Senin (25/9/2023).

Dalam diskusi tersebut hadir sejumlah pelaku usaha tekstil terdiri dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB), Paguyuban Textile Majalaya, dan KADIN Kabupaten Bandung.

Teten mengatakan, produk mereka kalah bersaing bukan karena kualitas, tetapi soal harga yang tidak masuk Harga Pokok Penjualan (HPP) pelaku UKM/IKM tekstil yang tidak mampu bersaing.

"Saya mendapat informasi ada indikasi marak impor pakaian jadi maupun produk tekstil yang tak terkendali. Harga yang murah ini adalah predatory pricing di platform online, memukul pedagang offline dan dari sektor produksi konveksi juga industri tekstil dibanjiri produk dari luar yang sangat murah," kata Teten.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment